Pengertian Al-Ghuslu (Mandi)
Al-Ghuslu (mandi) adalah membersihkan seluruh badan dengan air untuk menghilangkan hadats besar atau mandi pada hari jum’at bagi orang yang berkewajiban melaksanakan kewajiban ibadah jum’at.
Allah berfirman :
وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْا
Dan jika kalian junub, hendaklah kamu bersuci (mandi). (QS. Al-Maidah [5] : 6)
Yang berkewajiban mandi Janabat
Orang yang berkewajiban mandi untuk menghilangkan hadats besar disebut orang yang junub, mandinya disebut mandi janabat. Adapun orang-orang yang berkewajiban mandi janabat adalah :
1. Perempuan setelah haidl dan nifas
وَيَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ قُلْ هُوَ اَذًى فَاعْتَزِلُوْا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيْضِ وَلاَ تَقْرَبُوْا هُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ
Dan mereka bertanya kepadamu tentang hukum haidl, maka jawablah olehmu, “ia itu suatu kotoran. Maka hendaklah kamu berjauh diri dari perempuan diwaktu haidl dan janganlah kamu hampiri (mencampuri) mereka sehingga mereka itu bersuci. (QS. Al-Baqarah [2] : 222)
قاَلَتْ عَائِشَةُ :كَانَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ اَبِي حُبَيْشٍ تُسْتَحَاضُ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صلعم فَقَالَ:ذَالِكَ عِرْقٌ وَلَيْسَتْ بِحَيْضَةٍ اِذَا اَقْبَلَتْ الْحَيْضَةُ فَدَعِي الصَّلاَةَ وَاِذَا اَدْبَرَتْ فَاغْسِلِي وَصَلِّي
Aisyah berkata: Fatimah bnti Abi Hubaisy terkena penyakit Istihadhah, lalu ia bertanya kepada Nabi Saw., maka beliau menjawab, ”itu adalah ‘irqun(penyakit) bukan haidl. Apabila datang masa haidlmu tinggalkanlah shalat. Apabila telah lewat qadar (kelazimannya), hendaklah engkau mandi dan shalat. (H.R Al-Bukhari dan Muslim)
2. Orang yang telah melakukan jima’(HSI)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم:اَلْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ
Rasulullah Saw., bersabda, “Air itu dari air. Wajibnya mandi itu karena keluar air mani.” (H.R Muslim, Tirmidzi dan Ibn Hibban dari Abu Said Al-Khudri)
Namun dalam hadits yang lain diterangkan keluar atau tidak keluarnya air mani maka tetap wajib mandi sebagaimana dalam hadits berikut:
قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم: اِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا اْلاَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَهَا فَقَدْ وَجَبَ اْلغُسْلُ
Rasulullah Saw., bersabda,” jika salah seorang diantara kamu duduk diantara anggota badan perempuan yang empat lalu ia manggaulinya maka wajiblah mandi." (H.R Al-Bukhari dan Muslim)
3. Orang yang mengalami Ihtilam (mimpi jima’)
وَعَنْ أُمِّ سَلَمَةَ; أَنَّ أُمَّ سُلَيْمٍ -وَهِيَ اِمْرَأَةُ أَبِي طَلْحَةَ- قَالَتْ: - يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنَّ اَللَّهَ لَا يَسْتَحِي مِنْ اَلْحَقِّ, فَهَلْ عَلَى اَلْمَرْأَةِ اَلْغُسْلُ إِذَا اِحْتَلَمَتْ? قَالَ: "نَعَمْ. إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ"
Ummu Salamah berkata : “Wahai Rasulullah sesunguhnya Allah tidak malu dari kebenaran. Apakah perempuan itu wajib mandi apabila ia bermimpi ?”, Beliau menjawab, “Ya apabila ia melihat air (mani atau ovum).” (Mutafaqqun ‘Alaih)
4. Mandi Jum’at
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم: غُسْلُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ
Rasulullah Saw., bersabda,” Mandi pada hari jum’at itu wajib bagi setiap yang cukup umur.” (H.R Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Said Al-Khudri)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم: اِذَا جَاءَ اَحَدُكُمْ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ
Rasulullah Saw., bersabda, ”Jika salah seorang diantara kamu hendak datang pada shalat jum’at, hendaklah ia mandi.” (H.R Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibn Umar)
Cara-cara mandi janabat
Mandi janabat atau mandi jum’ah merupakan cara mandi yang disyariatkan oleh agama. Jika kita melaksanakannya, selain menghilangkan hadas besar, juga menghasilkan pahala mena’ati sunah.
Tata caranya
عَنْ عَائِشَة َرضي الله عنها قَالَتْ : كَانَ النَّبِيُّ صلعم اِغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يُدْخِلُ اَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا اُصُوْلَ شَعْرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيْضُ عَلىَ جِلْدِهِ كُلِّهِ
Dari Aisyah ra berkata: Sungguh Nabi Saw., apabila mandi karena junub, memulai dengan mencuci kedua tangannya, lalu memasukan jari-jari tangannya ke dalam air dan menyela-nyela pangkal rambutnya, kemudian mencucurkan air diatas kepalanya dengan tiga cidukan kedua tangannya lalu meratakan air keseluruh kulitnya.(H.R Al-Bukhari)
قاَلَتْ عَائِشَةُ :كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم اِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِيْنِهِ عَلىَ شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوْءَهُ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ يَأْخُذُ الْمَاءَ فَيُدْخِلُ اَصَابِعَهُ فِي اُصُوْلِ الشَّعْرِ حَتَّى اِذَا رَأىَ اَنْ قَدِاسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلىَ رَأْسِهِ ثَلاَثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ اَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ
Aisyah berkata: Rasulullah Saw., apabila mandi janabat mencuci kedua tangannya, kemudian menuangkan air dengan tangan kanannya atas tangan kirinya dan membersihkan kemaluannya. Kemudian beliau mengambil air lalu memasukan jari-jari itu kepangkal rambutnya. Setelah merata, baru beliau menyiramkan air keatas kepalanya tiga kali dengan cidukan tangan. Setelah itu, beliau menyiramkan air keseluruh tubuhnya, kemudian membersihkan kedua kakinya. (H.R Muslim)
0 Response to "Al-Ghuslu"
Posting Komentar