مَنْ يُصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمَهُ ۚ وَذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ
Barang siapa yang dijauhkan azab dari padanya pada hari itu, Maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan Itulah keberuntungan yang nyata. (QS. Al An ‘am : 16)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa pada hari kiamat nanti tanpa rahmat Allah kita semua akan celaka, tanpa rahmat Allah kita semua tidak akan selamat.
Dari ayat tersebut juga, timbulah pertanyaan, “dimana dan bagaimanakah cara untuk mendapatkan rahmat Allah itu?”
Allah berfirman di dalam QS. Al Ankabut ayat 51;
Dan Apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al Ankabut : 51)
Ternyata didalam Al Qur’an lah terdapat Rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.
Akan tetapi tanpa kita mau mengkaji, tanpa kita mau mempelajari Al Qur’an, tidak mungkin kita mendapatkan pelajaran. Begitu juga kalau kita tidak mau meyakini bahwa Al Qur’an itu adalah wahyu dari Allah, tidak mungkin kita akan mendapatkan Rahmat-Nya.
Betapa banyak umat Islam yang hanya bisa membaca “Bismilahhirrrahmaanirrahiim” tanpa mau mengerti apa artinya, bisa membaca Al Fatihah tanpa mau mengerti isi kandungan dari ayat tersebut. Yang ada dalam benaknya hanya ingin mendapatkan berkahnya saja, sementara berkah yang sesungguhnya dari Al Fatihah itu mereka tidak mau tahu.
Orang yang selalu mengkaji dan menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidupnya serta mau mengambil pelajaran dari ayat-ayat yang dibacanya orang tersebut termasuk orang yang bertaqwa, sedangkan jaminan orang yang bertaqwa adalah surga.
CIRI-CIRI ORANG YANG AKAN MENDAPATKAN RAHMAT ALLAH
Dan tetapkanlah untuk Kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; Sesungguhnya Kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami". (QS. Al A’raaf : 156)
Dari ayat tersebut di atas dijelaskan gambaran orang yang akan mendapatkan rahmat dari Allah Swt, yaitu orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan yang beriman kepada ayat-ayat Allah.
Jadi ketaqwaanlah yang harus dijadikan tujuan utama kita dalam hidup ini. Imbas dari ketakwaan akan melahirkan kepatuhan kepada perintah Allah, seperti menunaikan zakat dan ibadah lainnya. Dan tentunya orang yang bertakwa akan meyakini ayat-ayat Allah yang tercantum di dalam alQuran.
Al Qur’an bukan hanya sekedar dibaca, tetapi harus diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bila kita masih merasa takut terhadap sesuatu hal yang tidak sepantasnya kita takuti, seperti takut kepada “hantu” atau berkeyakinan bahwa “hantu” itu adalah ruh orang yang meninggal, berarti keimanan diri kita masih lemah. Sebab ayat Al Qur’an menyatakan, bahwa orang yang mati, ruhnya tidak bisa kembali ke dunia. Seperti tercantum dalam al Quran Surat al Mu’minun 99-100
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak, sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. Al Mu’minun 99-100)
Jelas sekali Allah memberitahukan kepada kita bahwa antara orang yang hidup dengan orang yang mati terdapat dinding penghalang. Tetapi kenapa masih banyak umat Islam yang berpikiran dan meyakini bahwa “hantu” itu adalah ruh orang yang meninggal. Ini terjadi karena tidak semua umat Islam mau membuka dan mengkaji ayat-ayat Allah yang ada dihadapannya. Yang selalu ada dalam benaknya adalah pahala apabila membacanya, tetapi tidak mau menjadikan alQuran itu pelajaran bagi dirinya.
Allah menurunkan Al Qur’an kepada kita sebagai rasa kasih sayang kepada makhluk-Nya, agar kita sebagai manusia tidak menjadi orang yang tersesat hidup di dunia ini.
Al Qur’an itu bukan untuk dibaca saja tanpa dikaji. Karena, kalau tidak mengerti apa yang kita baca, sampai kapanpun tidak akan mampu merubah keyakinan, akhlaq dan ibadah kita.
Selain yang disebutkan di dalam QS. Al A’raaf 156, tentang ciri-ciri orang yang mendapatkan Rahmat Allah. Di ayat lainnya Allah menjelaskan tentang ciri-ciri lainnya :
Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat. (QS. Ali Imran : 132)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqarah : 218)
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al Baqarah : 155-157)
Dari ayat-ayat Al Quran di atas dapat disimpulkan ciri-ciri orang yang akan mendapat Rahmat Allah : Beriman, Berhijrah, Berjihad, Sabar, Beribadah sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasululllah, Bertakwa.
Intinya, bahwa Rahmat Allah itu tidak datang begitu saja, ada penyebabnya sehingga Rahmat Allah itu turun kepada kita.
Sempatkanlah setiap hari untuk mengkaji Al Qur’an, bila ada yang tidak mengerti catat dan bertanyalah kepada ahlinya. Insya Allah kita akan memahami kandungan Al Qur’an dan Insya Allah, Rahmat Allah akan datang kepada kita, selain itu pelajaran dan ilmu akan kita dapatkan.
Wallahu a’lam Bishshawab.
0 Response to "Rahmat Allah"
Posting Komentar