Adzan dan Iqamat

Pengertian Adzan 
Menurut bahasa Adzan berarti memberitahu. Adapun menurut Syari adalah:

اِلْاِعْلاَنُ بِوَقْتِ الصَّلاَةِ بِاَلْفَاظٍ مَخْصُوْصَةٍ

Memberitahukan waktu shalat dengan lafadh-lafadh khusus.

Permulaan disyariatkannya Adzan

قاَلَ عَبْدُ اللهِ بْنُ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبَّه :طَافَ بِي وَاَنَا نَائِمٌ رَجَلٌ فَقَالَ: تَقُوْلُ اَللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ فَذَكَرَ اْلآذَنَ بِتَرْبِيْعِ التَّكْبِيْرِ بِغَيْرِتَرْجِيْعٍ وَاْلاِقَامَةَ فُرَادَى اِلاَّ قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةَ,قَالَ :فَلَمَّا اَصْبَحْتُ اَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلعم فَقَالَ: اِنَّهَا لَرُأْيَا حَقٍّ

Abdullah ibn Zaid ibn Abdirrabbih berkata : Ketika saya dalam keadaan tidur, seorang laki-laki mengelilingi saya lalu ia berkata: Sebutlah Allahu Akbar - Allahu Akbar, Allahu Akbar - Allahu Akbar, lalu ia sebut adzan dengan empat kali takbir dengan tidak tarji’ dan ia sebut Iqamah satu kali-satu kali, kecuali Qadqamatish-shalah. Ia berkata : tatkala pagi-pagi aku datang kepada Rasulullah Saw, maka beliau bersabda,”Sesungguhnya itu mimpi yang benar…”.(H.R Ahmad)

Bilangan Lafazh Adzan

قَالَ اَنَسٌ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ :أُمِرَ بِلاَلٌ اَنْ يَشْفَعَ اْلأَذَانَ وَيُوْتِرَ اْلاِقَامَةَ اِلاَّ اْلاِقَامَةَ

Anas r.a berkata: Bilal diperintah menggenapkan adzan dan mengganjilkan iqamah, kecuali iqamah (Qadqomatish shalah). (H.R Al-Bukhari dan Muslim) 

Tatswib pada Adzan Awwal

قَالَ النَّبِيُّ صلعم :لاَيَمْنَعَنَّ اَحَدُكُمْ أَذَانَ بِلاَلٍ مِنْ سَحُوْرِهِ فَإِنَّهُ يُؤَذِّنُ اَوْ قَالَ يُنَادِي بِلَيْلٍ لِيَرْجِعَ قَائِمُكُمْ وَيُوْقِظُ نَائِمَكُمْ

Nabi Saw, bersabda, ”Janganlah Adzan bilal menghalangi kalian dari sahur, karena ia ber-adzan atau menyeru itu pada waktu malam, agar orang-orang yang tahajud diantara kalian kembali bangun dari istirahatnya dan membangunkan orang-orang yang tidur”. (H.R Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibn Mas’ud)

قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم :اِنَّ بِلاَلاً يَؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى تَسْمَعُوْا آذَانَ ابْنِ مَكْتُوْمٍ

Rasulullah Saw, bersabda, ”Sesungguhnya Bilal Adzan pada waktu malam. Maka hendaklah kamu makan dan minum hingga ibn Umi Maktum adzan (subuh)”. (H.R Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah Ibn Umar)

قاَلَ النَّبِيُّ صلعم :اِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ الْمُؤَذِّنُ

Nabi Saw, bersabda, ”Apabila kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang muadzin ucapkan”. (H.R Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Said Al-Khudri) 

Adzan Jum’at

قَالَ السَّائِبُ بْنُ يَزِيْدَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ:كَانَ النِّداَء ُيَوْمَ الْجُمُعَةِ اَوَلَّهُ اِذَا جَلَسَ اْلاِمَامُ عَلَى الْمِنْبَرِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صلعم وَاَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ

As-Saib ibn Yazid r.a berkata : Adzan pada hari Jum’at dizaman Rasulullah Saw, Abu Bakar dan Umar, awalnya adalah jika imam telah duduk diatas mimbar. 

Doa setelah adzan

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم :مَنْ قَالَ حِيْنَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ (اَللّهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ ءَاتِ مُحَمَّدًا الوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ) حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Rasulullah Saw bersabda, “Bersangsiapa yang berdoa ketika beres mendengar adzan “ALLAHUMMA RABBA HADZIHID DA’WATIT TAAMMAH…. .(Ya Allah, Tuhan yang mempunyai seruan yang sempurna ini, yang mempunyai shalat yang akan didirikan ini, berikan kepada (Nabi) Muhammad derajat yang tinggi dan pangkat yang mulia, dan tempatkanlah di tempat yang terpuji yang Engkau telah janjikan kepadanya), niscaya ia mendapatkan syafa’at-ku dihari kiamat”. (H.R Al-Bukhari, ibn Hibban dan Ibn Khuzaimah)

قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم : يُحِبُّ رَبُّكَ عَزَّ وَجَلَّ :اُنْظُرُوْا اِلَى عَبْدِي هَذَا يُؤَذِّنُ وَيُقِيْمُ يَخَافُ شَيْئًا قَدْ غَفَرْتُ لَهُ وَاَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ

Rasulullah Saw, “Rabb mu yang Maha Perkasa dan Maha Mulia senang kepada seorang pengembala kambing di puncak gunung yang adzan buat shalat, lalu ia shalat. Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia berfirman : “Lihatlah olehmu hamba-Ku ini, ia adzan dan iqamat karena ia takut sesuatu. Sungguh Aku telah memberi pengampunan baginya, dan akan Aku masukkan ia ke surga”. (H.R Ahmad, Baihaqi dan Ibn Hibban dari Uqbah Ibn ‘Amir)

قَالَ جَابِرٌ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ :صَلَّى النَّبِيُّ صلعم الصَّلاَتَيْنِ بِعَرَفَةَ بِأَذَانٍ وَاحِدٍ وَاِقَامَتَيْنِ.... ثُمَّ اَتَى الْمُزْدَلِفَةَ فَصَلَّى بِهِمَا الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ وَلَمْ يُسَبِّحْ بَيْنَهُمَا ثُمَّ اضْطَجَعَ حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرُ

Jabir r.a berkata : Nabi Saw, shalat dua shalat di Arafat (Shalat Zhuhur dan Ashar di-jama’ Qashar) dengan satu kali adzan dan dua kali iqamat…Kemudian tiba di Muzdalifah, lalu beliau sholat disana Maghrib dan Isya dengan satu kali adzan dan dua kali iqamah. Beliau tidak melakukan shalat sunat diantara keduanya. Setelah itu beliau berbaring hingga terbit fajar. (H.R Muslim, Baihaqi dan Shahih Ibn Hibban)



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Adzan dan Iqamat"

Posting Komentar